Monday 6 August 2018

Benarkah Pandangan Mata Berkabut Pertanda Katarak?


Belum lama ini BPJS Kesehatan mengeluarkan keputusan kontoversial terkait pemutusan jaminan atas layanan terhadap kehamilan, penyakit mata katarak, dan rehabilitasi medik. Keputusan itu memancing pro dan kontra di tengah masyarakat.

Sebagian besar orang tidak setuju karena merasa keputusan itu membuat mereka tidak leluasa dalam mendapat jaminan kesehatan. Salah satu yang bereaksi keras adalah Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Wadah resmi yang menaungi dokter di Indonesia ini menginginkan BPJS Kesehatan menarik kembali keputusannya. Karena menurut mereka, peraturan baru itu bisa merugikan pasien dan juga dokter, karena tidak bisa memberikan pelayanan optimal.

Salah satu yang paling disayangkan adalah keputusan tidak menjamin penuh operasi katarak. Berdasarkan keputusan BPJS Kesehatan soal operasi katarak, penderita katarak baru akan dijamin oleh BPJS Kesehatan ketika visus kurang dari 6/18 dan jumlah penjaminannya dibatasi dengan kuota.

Menurut Ketua IDI, Prof. Dr. I. Oetama Marsis, Sp.OG, persentase penyakit katarak di Indonesia cukup besar, yakni sesuai dengan data yang dilansir oleh depkes.go.id, katarak merupakan penyebab dari 50 persen kasus kebutaan di Indonesia.

Selain itu, setiap tahun kasus katarak di Indonesia terus bertambah sebesar 0,1 persen dari jumlah penduduk. Jika jumlah penduduk Indonesia saat ini 260 juta jiwa, maka setiap tahunnya 260.000 orang terdeteksi mengidap penyakit katarak.

Padahal, lewat program Global Vision, Indonesia memiliki cita-cita pada 2020 penduduk Indonesia berhak mendapatkan penglihatan optimal. Dengan peraturan BPJS yang baru tersebut, impian tersebut akan sulit untuk direalisasi.

Mata berkabut tanda katarak?
Dengan semakin ketatnya peraturan mengenai operasi katarak di Indonesia, terutama pengguna BPJS, Anda harus tahu apa yang menjadi penyebab penyakit katarak secara dini. Ada yang bilang, jika pandangan mata sudah mulai berkabut, tandanya Anda terkena penyakit katarak. Benarkah selalu demikian?

Sebelumnya Anda perlu mengetahui tiga jenis katarak, yakni sklerotik nuklir, kortikal, dan posterior subkapsular. Dari ketiganya, yang paling umum terjadi adalah katarak jenis sklerotik nuklir. Disebut nuklir karena mata yang terserang adalah inti atau pusat lensa mata.

Sebagian besar penyakit katarak memang menyerang orang-orang lanjut usia. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan juga menyerang anak muda dan bayi. Pada September lalu, komedian Asri Welas harus legowo melihat anak keduanya yang baru lahir, Rayyan Gibran Ridharaharja, menderita katarak.

Oleh sebab itu, bila merasa pandangan mata mulai berkabut atau berawan, artinya Anda perlu waspada. Seperti dilansir Health Line, mata berkabut tersebut terjadi karena adanya gumpalan protein yang menganggu penangkapan bayangan pada retina mata. Hal tersebut adalah salah satu tanda awal dari penyakit katarak.

Secara umum, penurunan ketajaman penglihatan mata berhubungan langsung dengan keparahan katarak yang diderita. Semakin berkabut, maka kondisi katarak seseorang semakin parah.

Selain itu, gejala lain dari mata katarak adalah adanya "penglihatan kedua". Kondisi ini ditandai dengan penderita katarak bisa melihat jarak dekat setelah sebelumnya tidak bisa. Terkadang, sebuah objek bisa terlihat ganda di mata seseorang yang menderita katarak.

Penglihatan yang tidak jelas atau kabur tentunya akan menghambat aktivitas sehari-hari. Bagi Anda yang merasakan berbagai gejala penyakit mata katarak di atas, segera periksakan kondisi mata ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan dini yang tepat.

No comments:

Post a Comment